KUNJUNGI JUGA
Academi.edu
biologi universitas
disini kalian bisa liat post- post saya yang lain mengenai mata kuliah. Jangan lupa sebelum download di Follow ya sahabat my world :) thanks before
Rabu, 04 Maret 2015
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TERAPAN “Flora Normal Pada Tubuh Manusia”
LAPORAN
PRAKTIKUM
“Flora
Normal Pada Tubuh Manusia”
Disusun
Oleh:
Nama :
Syahrul Ahyar
Nim :
342012136
Kelas/ Semester : D/ V (Lima)
Mata Kuliah : Mikrobiologi Terapan
Dosen Pengasuh : Susi Dewiyeti. S.Si.,M.Si
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi
Universitas
Muhammadiyah Palembang
2014
ABSTRAK
Syahrul
Ahyar, 2014. Flora Normal Pada Tubuh Manusia. Laporan Praktikum Mikrobiologi Terapan. Program Studi Pendidikan Biologi, Program Sarjana (S1).
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang. Dosen
Pengasuh Susi
Dewiyeti, S.Si., M.Si.
Kata
kunci: Flora normal pada tubuh manusia,
pada epidermis penis, sekret vagina, rambut.
Tujuan praktikum: (1) Untuk mengetahui keberadaan flora
normal tubuh manusia; (2) Ruang lingkup dan batasan masalah: (1) Epidermis
kulit yang dipakai adalah epidermis penis; (2) Sekret vagina yang dipakai
adalah pada Labia mayora atau Labia
minora; (3) Saliva yang digunakan adalah air liur yang terdapat dimulut
yang pada saat itu mulut belum makan apapun; (5)
Rambut yang dipakai adalah rambut wanita (6) Uji coba praktikum dilakukan di
Laboratorium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi Universitas
Muhammadiyah Palembang (7) Parameter yang diamati dalam praktikum ini adalah
jenis, jumlah, warna, bentuk, elevansi, permukaan, diameter, dan tepian koloni.
Kesimpulan hasil praktikum : (1) Pada
saliva terdapat bakteri jenis 1, 2, 3 dan 4 pada bakteri jenis 1 berjumlah 3
berbentuk keriput, tepian sikat, elevasi timbul, berdeameter 0,575 Cm, dan
berwarna kuning. Pada bakteri jenis 2 berjumlah 10, berbentuk LT, tepian
berambut dan elevasi timbul dan berdiameter 0,325 cm, dan berwarna kuning. Pada
bakteri jenis 3 berjumlah 22 memiliki bentuk bundar dengan tepian menyebar,
tepian tak beraturan dan elevasi datar, memiliki diameter 0,8 Cm dan berwarna
kuning. Pada koloni bakteri jenis 4 berjumlah 6 berbentuk bundar, tepian koloni
licin dan elevasinya cembung, berdiameter 0,35 Cm dab berwarna kuning. (2) Pada
epidermis kelamin terdapat oloni bakteri jenis 1, 2, dan 3. Pada koloni bakteri
jenis 1 berjumlah 223 memiliki bentuk bundar, tepian licin dan berelevasi
timbul, memiliki diameter 0,1 Cm dan berwarna kuning. Pada koloni bakteri jenis
2 berjumlah 22 berbentuk keriput tepian berambut dan elevasi datar, berdiameter
0,67 Cm dan berwarna kuning. Pada koloni bakteri jenis 3 berjumlah 1 berbentuk
tidak beraturan dan menyebar, tepian berlekuk dan elevasi timbul, berdiameter
0,4 Cm dan berwarna kuning. (3) Pada secret vagina terdapat koloni bakteri
jenis 1, 2, 3 dan 4. Pada koloni bakteri jenis 1 berjumlah 2 berbentuk LT,
tepian berambut dan berelevasi datar, berdiameter 0,82 Cm dan berwrna putih.
Pada koloni bakteri jenis 2 berjumlah 1 memiliki bentuk bundar dengan tepian
timbul, tepian pada koloni licin, elevasi timbul, diameter 0,17 Cm dan berwarna
putih. Pada koloni bakteri jenis 3 berjumlah 70 koloni, berbentuk bundar dengan
tepian timbul dan elevasi timbul, berdiameter 0,12 Cm dan berwrna putih. Pada
koloni bakteri jenis 4 terdapat 216 koloni berbentuk berbenang- benang, tepian
berambut dan elevasi datar, berdiameter 0,3 Cm dan berwarna putih. (4) Pada
rambut terdapat jenis koloni 1, 2 dan 3. Pada koloni jenis 1 berjumlah 11
berbentuk LT dengan tepian berbenang- benang, berelevasi datar, diameter 1,07
Cm dan berwarna putih. Pada koloni bakteri jenis 2 berjumlah 52 berbentuk
berbenang- benang, elevasi timbul, diameter 0,4 Cm dan berwarna putih. Pada
koloni bakteri jenis 3 terdapat 412 koloni bakteri, berbentuk bundar dengan
tepian licin dan bertepian timbul dengan diameter 0,1 Cm dan berwarna putih.
A.
Praktikum
ke : 4
B.
Judul
:
Flora Normal Pada Tubuh Manusia
C.
Pendahuluan
1.
Latar
belakang
Di tubuh manusia terdapat
mikoorganisme yang menguntungkan dan merugikan. Meskipun seseorang mandi lima kali sehari dan rajin merawat
kulit disalon kecantikan, dijamin tidak ada kulit yang seratus persen bebas
dari mikroorganisme atau lebih dikenal dengan sebutan kuman. Tidak hanya dikulit mikroba terdapat
diseluruh bagian tubuh manusia baik diluar tubuh maupun dalam tubuh seperti
mulut, telinga, hidung maupun dalam usus.
Mikroorganisme
ini bersifat komensal dimana pertumbuhan pada bagian-bagian tubuh tertentu
bergantung kepada factor fisiologis seperti suhu, kelembaban dan ada tidaknya
nutrisi tertentu serta beberapa zat penghambat. Flora normal ini dapat
menimbulkan penyakit pada manusia yaitu pada kondisi tertentu. Contohnya,
Streptococcus dari kelompok viridians merupakan kelompok organnisme yang biasa
menghuni saluran nafas atas. Apabila masuk ke aliran darah dalam jumlah banyak,
maka mereka akan hidup di katup jantung yang rusak atau katup prostetik dan
menimbulkan endokarditis infektif.
Oleh
karena itu melalui laporan ini kami membuktikan bahwa di tubuh kita terdapat
berbagai mikroorganisme baik bakteri maupun jamur yang bisa di perbanyak
jumlahnya melalui uji coba menggunakan media
NA dan PDA dengan sampel dari permukaan kulit pada tangan, mukosa mulut,
kulit kepala, epidermis kelamin, dan sekret vagina.
2.
Tujuan : Untuk mengetahui keberadaan flora normal
pada tubuh manusia
D.
Dasar
teori
1. Pengertian Flora Normal
Di
dalam tubuh terdapat lebih banyak sel prokariotik (bakteri) dari pada sel
manusia. Flora normal ini melindungi tubuh dengan cara berkompetisi dengan
patogen pada tempat kolonisasi dan menghasilkan substansi antibiotik yang akan
menekan organisme yang berkompetisi dengannya. Bakteri anaerob memproduksi
produk metabolic toksik dan asam lemak bebas yang dapat menghambat organisme
lain. Di saluran genitalia wanita, laktobasilus memproduksi asam laktat yang
menurunkan Ph, sehingga mencegah kolonisasi oleh patogen ( G. Stephen & B.
Katheleen. 2009).
Manusia
secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme. Mikrobe tidak
hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang
secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal, atau mikrobiota ( Pelczar & chan. 2009: 545).
2. Asal Mula Flora Normal Pada Tubuh
Manusia
Bila seekor hewan dilahirkan dengan pembedahan perut (Caesarian
operation), dan dijaga supaya tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba, kemudian
dipelihara disuatu lingkungan kuman serta diberi makan hanya makanan yang sudah
disterilkan, maka hewan tersebut tidak membentuk mikrobiota. Ini merupakan
bukti bahwa sampai waktu dilahirkan, janin tidak mengandung organisme (Pelczar
dan Chan, 2009: 546).
Pada keadaan alamiah,
janin manusia mula-mula memperoleh mikroorganisme ketika lewat di
sepanjang saluran lahir. Jasad-jasad renik tersebut diperolehnya melalui kontak
permukaan, penelanan atau penghisapan. Mikroba-mikroba ini segera disertai oleh
mikroba-mikroba lain dari banyak sumber yang langsung berada disekeliling bayi
yang baru lahir tersebut. Mikroorganisme yang menemukan lingkungan yang sesuai,
pada permukaan luar atau dalam tubuh, dengan cepat berkembangbiak dan menetap.
Jadi di dalam waktu beberapa jam setelah lahir, bayi memperoleh flora mikrobe
yang akan menjadi mikrobiotanya yang asli (Pelczar dan Chan, 2009: 546).
Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi lingkungannya yang
khusus, dihuni berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai contoh, di
rongga mulut berkembang populasi mikrobe alamiah yang berbeda dengan yang ada
di usus. Dalam waktu singkat, bergantung kepada faktor-faktor seperti berapa
seringnya dibersihkan, nutrisinya, penerapan prinsip-prinsip kesehatan, serta
kondisi hidup, maka anak tersebut akan mempunyai mikrobiota normal yang
macamnya sama seperti yang ada pada orang dewasa (Pelczar dan Chan, 2009: 547).
Walaupun seorang individu mempunyai mikrobiota yang normal, sering
terjadi bahwa selama hidupnya terdapat fluktuasi pada mikrobiota ini disebabkan
oleh keadaan kesehatan umum, nutrisi, kegiatan hormon, usia, dan banyak faktor
lain (Pelczar dan Chan, 2009: 547).
Faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal
pada tubuh manusia adalah sebeagai berikut (Agus. K, 2011).
1.nutrisi
2.kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
2.kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
3.kondisi hidup
4.penerapan prinsip-prinsip kesehatan
Menurut (Agus.
K, 2011) mikro flora pada tubuh
berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu
mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh
tertentu dan pada usia tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan
mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada
perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal/tetap yang terdapat pada
tubuh merupakan organisme komensal. Flora normal yang lainnya bersifat
mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan
produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat
hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih
bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya.
Contohnya : Streptococcus viridans, S.
faecalis, Pityrosporum ovale, Candida albicans.
b.
Mikroorganisme sementara
(transient flora) yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang
berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam,
hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak
tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit
dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih
utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi,
berbiak dan menimbulkan penyakit.
3.
Penyebaran Flora Normal
Pada Organ Tubuh Manusia
a. Kulit
Kulit secara konstan
berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-benda, tetapi kebanyakan
bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai untuk
pertumbuhannya.
Gambar 1. Epidermis Manusia beserta lapisan
lainnya
(Sumber:
Pelczar dan Chan, 2009:
548 )
Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium
yang seakan-akan bersisik (lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada
permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah spesiesStaphylococcus dan
sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai
bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes penyebab jerawat. Jumlahnya
tidak dipengaruhi oleh pencucian. Staphylococcus epidermidis yang bersifat nonpatogen
pada kulit namun dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat -tempat
tertentu seperti katup jantung buatan dan sendi prostetik (Agus. K, 2011) (Irianto, 2006: 167).
Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit
dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu Staphylococcus aureus.Secara keseluruhan ada sekitar 103-104
mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan) korneum.
Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi sinergistik,
selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Timbulnya organisme ini
dapat diperlihatkan pada gambar 2 yang melukiskan morfologi dan sifat-sifat
mikroorganisme yang predominan didalam mikrobiota. Letak bakteri-bakteri ini
pada atau di dalam kulit diperlihatkan (Agus. K, 2011) (Irianto, 2006: 167).
Gambar 2. Morfologi Serta Ciri-CirI Utama Spesies Mikrobe
Predominan yang Merupakan Mikrobiota
Normal Tubuh Manusia (Irianto, 2006: 168).
Gambar 3. Morfologi Serta Ciri-CirI Utama Spesies Mikrobe Predominan
yang Merupakan Mikrobiota Normal Tubuh
Manusia (Irianto, 2006: 168).
b.
Hidung dan Nasofaring
Bakteri yang paling sering dan hampir selalu dijumpai di dalam
hidung ialah difteroid. Stafilokokus, yaitu Staphylococcus aureus.Umum
juga ditemukanStaphylococccus epidermidis. Di dalam bagian
kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Brauhamella
catarrhalis (suatu kokus Gram negative) dan Haemophilus
influenza atau suatu batang Gram negatif (Irianto, 2006: 168).
Flora utama hidung terdiri
dari korinebakteria, stafilokokus dan streptokokus. Dalam hulu kerongkongan
hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram negatif)
dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram negatif). Pemusnahan flora normal faring dengan
penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan over growth: bakteria negatif Gram
seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur (Agus. K,
2011)
c.
Mulut
Kelembapan yang tinggi adanya makanan terlarut secara konstan dan
juga partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal
bagi pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam;
banyak bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu (Irianto, 2006:
168).
Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu
inkubator yang steril, hangat, dan lembap yang mengandung berbagai substansi
nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat dan
senyawa-senyawa organik. Jadi, air liur merupakan medium yang kaya serta kompleks
yang dapat dipergunakan sebagai sumber nutrien bagi mikroba pada berbagai situs
di dalam mulut. Air liur itu sendiri pada umumnya mengandung jasad-jasad renik
transien artinya hanya singgah sebentar yang datang dari situs-situs lain
rongga mulut, terutama dari permukaan lidah bagian atas (Irianto, 2006: 169).
Beberapa jam sesudah lahir, terdapat peningkatan mikroorganisme
sedemikian sehingga didalam waktu beberapa hari spesies bakteri yang khas
menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong kedalam genus Streptococcus,
Neisseria, Veillonella, Actinomyces dan Lactobacillus.
Jumlah dan macam spesies ada hubungannya dengan nutrisi bayi serta hubungan
antara bayi tersebut dengan ibunya, pengasuhnya dan benda-benda seperti handuk
dan botol-botol susunya. Spesies satu-satunya selalu diperoleh dari rongga
mulut bahkan sedini hari, kedua setelah lahir ialah Streptococcus
salivarius bakteri ini mempunyai afinitas terhadap jaringan
epitel dan karena itu terdapat jumlah besar pada permukaan lidah. Sampai munculnya
gigi, kebanyakan mikroorganisme di dalam mulut adalah aerob dan anaerob
fakultatif. Ketika gigi pertama muncul, anaerob obligat seperti bakteriodes dan
bakteri fusiform (Fusobacterium sp). Menjadi lebih jelas karena
jaringan disekitar gigi menyediakan lingkungan anaerobik (Irianto, 2006: 169).
Gigi itu sendiri merupakan tempat bagi menempel. Ada dua spesies
bakteri yang dijumpai bersaosiasi dengan permukaan gigi: Streptococcus
sanguis danStreptococcus mutans yang disebutkan terakhir
ini diduga merupakan unsur etiologis (penyebab) utama kerusakan gigi, atau
pembusukkan gigi. Tertahannya kedua spesies ini pada permukaan gigi merupakan
akibat sifat adhesif baik dari glikoprotein liur maupun polisakarida bakteri.
Sifat menempel ini sangat penting bagi kolonisasi bakteri di dalam mulut.
Glikoprotein liur mampu menyatukan bakteri-bakteri tertentu dan mengikatkan
mereka pada permukaan gigi. Baik Streptococcus sanguismaupun Streptococcus
mutans menghasilkan polisakarida ekstraseluler yang disebut dekstran yang
bekerja seperti perekat, mengikat sel-sel bakteri menjadi satu dan melekatkan
mereka pada permukaan gigi. Tertahannya bakteri dapat juga terjadi karena
terperangkapnya secara mekanis didalam cela-cela gusi atau di dalam lubang dan
peletakan gigi. Agregasi bakteri semacam itu serta bahan organik pada permukaan
gigi disebut plak (plaque). Air liur terus menerus dihasilkan dan ditelan dan
oleh sebab itu bekerja sebagai pembersih (Irianto, 2006: 169).
Sekali gigi keluar, maka mikrobiota pada bayi secara umum nampak
serupa seperti yang ada pada orang dewasa. Kemudian, karena alasan-alasan yang
belum begitu dipahami sekarang ini, tetapi mungkin merupakan akibat perubahan
hormonal, spiroket mulut dan Bacteroides melaninogenicusmembentuk
koloni dicelah-celah gusi pada masa akhil balig (Irianto, 2006: 170).
Menurut
(Sofa, 2008) adanya flora normal dalam saluran cerna akan memberikan keuntungan
bagi hospesnya :
- menghambat pertumbuhan atau menimbulkan resistensi
terhadap bakteri pathogen.
- menghasilkan vitamin B kompleks dan vitamin.
- konversi pigmen empedu dan asam empedu.
- absorbsi zat makanan
Contohnya : B. fragilis, C. perfringens.
d.
Orofaring
Orofaring (bagian faring yang terletak di bawah palatum mole di
atas os hiedeus) juga dihuni sejumlah besar bakteri Staphylococcus
aureus danStaphylococcus epidermidis dan
juga difteroid. Tetapi kelompok bakteri terpenting yang
merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus α hemolitik, yang juga
dinamakan Streptococcus viridans biakan yang ditumbuhkan
dari orofaring juga akan memperlihatkan adanya Branhamella
catarhalis, spesies Haemophilus, serta
galur-galur Pneumokokus avirulen Steptococcus pneumoniae (Irianto,
2006: 170).
Gambar 4. Penyebaran Mikrobiota Normal Tubuh
Manusia
Sumber: (Irianto, 2006: 171).
e.
Perut
Isi perut yang sehat pada umumnya steril karena adanya asam
hidroklorat di dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah
bakteri bertambah tetapi segera menurun kembali dengan disekresinya getah
lambung dan pH zat alir perutpun menurun (Irianto, 2006: 171).
Isi perut
yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat di dalam
sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi
segera menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir
perut pun menurun (Agus. K, 2011).
f.
Usus Kecil
Usus kecil bagian atas usus dua belas jari mengandung beberapa
bakteri. Diantara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus Gram
positif. Di dalam jejunum atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, diantara
usus dua belas jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai
spesies-spesies enterekokus, laktobasilus, dan difteroid. Khamir Candida
albicansdapat juga dijumpai pada bagian usus kecil. Pada bagian usus kecil
yang jauh (ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar.
Bakteri anaerobik dan enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar (Irianto,
2006: 171).
g.
Usus Besar
Didalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi
mikroba yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam
spesimen tinja ialah kira-kira 1012 organisme per gram. (Lima
puluh atau enam puluh persen dari berat kering bahan tinja dapat terdiri dari
bakteri dan mikroorganisme lain). Telah pula dihitung bahwa seorang dewasa
mengekskresikan 3 x 1013 bakteri setiap harinya didalam tinja;
kebanyakan dari sel-sel tersebut tidak hidup (Irianto, 2006: 171).
Ada kira-kira 300 kali lebih banyak bakteri anaerobik dari pada
bakteri anaerobik fakultatif (Seperti Escherichia coli) di dalam
usus besar. Basilus Gram negatif anaerobik yang ada meliputi spesies-
spesies Bacteroides (Bacteroides fragilis, Bacteroides melaninogenicus,
Bacteroides oralis) dan Fusobacteriu. Basilus Gram
positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium (termasuk Clostridium
perfringens) yang mempunyai kaitan dengan kelemayuh, suatu inveksi
jaringan disertai gelembung gas dan keluarnya nanah) serta
spesies-spesies Lactobacillus. Spesies-spesies anaerobik
fakultatif yang dijumpai di dalam usus tergolong dalam genus Escherichia,
Proteus, Klebsiella, dan Enterobacter. Peptostreptokokus
(Streptokokus anaerobik) juga umum, Khamir Candida albicans juga
dijumpai. Harus juga diperhatikan bahwa pada diare, sebagai akibat pergerakan
isi perut yang cepat, maka mikrobiota usus mengalami perubahan yang besar.
Perubahan mikrobiota ini juga terjadi pada orang-orang yang menerima pengobatan
antibiotik; sayangnya, organisme yang rentan dapat tergantikan oleh yang
resisten (Irianto, 2006: 172).
h.
Saluran Kemih Kelamin
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung
kemih), dan kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umumnya
dijumpai pada uretra ( saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik
pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih
agaknya disebabkan oleh efek antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir
uretra dan seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini
berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa ialah laktobasilus
yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan oleh
epitelium vagina, dan didalam proses tersebut menghasilkan asam. Penumpukan
glikogen pada dinding vagina disebabkan oleh kegiatan indung telur; hal ini
tidak dijumpai sebelum masa akil balig ataupun setelah menopause (berhenti
haid). Sebagai akibat perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina terpelihara
pada sekitar 4,4 – 4,6. Mikroorganisme yang mampu berbiak pada pH rendah ini
dijumpai di dalam vagina dan mencakup enterokokus, Candida
albicans, dan sejumlah besar bakteri anaerobik (Irianto, 2006: 172)
i. Mata (Konjungtiva) dan Telinga
Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah
difteroid (Coynebacterium xerosis), S.epidermidis dan Streptokukus non
hemolitik. Neiseria dan basil gram negatif yang menyerupai spesies Haemophilus
(Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva dalam keadaan normal
dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim. Flora liang telinga
luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpaiStreptococcus
pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
aureusdan kadang-kadang Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan dalam
biasanya steril (Kamaruddin, 2012).
j.
Bakteri
di Darah dan jaringan
Pada
keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadangkadang karena manipulasi
sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora komensal dari
mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal mikroorganisme
tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal seperti itu dapat
terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih. Pada keadaan
abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau protesa lain, bakteremia
di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan infeksi (Kamaruddin, 2012).
4. Manfaat Flora Normal
Menurut (Khanzima, 2011) anggota flora normal
memiliki peran dalam mempertahankan kesehatan tubuh atau menyebabkan penyakit
dengan 3 cara:
1. Akan menimbulkan penyakit, terutama pasien
imunokompromis dan individu yang lemah. Walaupun sebenarnya organism tersebut
adalah non pathogen pad lokasi normal, dapat menjadi pathogen diluar lokasi
normal.
2. Akan menyusun mekanisme protektif hospen.
Bakteri residen yang non pathogen memerlukan kebutuhan ekologi untuk hidupnya
sehingga bakteri pathogen yang akan berproliferasi di suatu lokasi yang dihuni
flora normal. Mikroorganisme non residen akan kesulitan bersaing dengan
residen. Jika flora normal tertekan, pathogen akan pesat dan menyebabkan sakit.
3. Kemungkinan mikroorganisme flora normal
memiliki peran nutrisional. Bakteri intestinal memproduksi beberapa vitamin B
dan vitamin K. individu yang memperoleh terapi antibiotic per-oral akan
mengalami defisiensi sebagai akibat dari reduksi flora normal. Hal tersebut
masih menjadi kontroversi mengingat
hewan percobaan steril (germ-free animals) tetap sehat, sehingga belum
terbukti bahwa flora normal esensial untuk nutrisi.
E.
Pelaksanaan
Praktikum
1.
Waktu
dan Tempat
§
Waktu
: Jum’at, 14 November 2014
§
Tempat
: Laboratorium biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang.
2.
Alat dan Bahan
a) Alat
-
Cawan
petri -
Sprayer
-
Pinset
-
Autoclave
-
Bunsen
-
inkubator
-
Rak
tabung reaksi -
Termometer
-
Cotton
bud
b)
Bahan
-
Media
NA
-
Media
PDA
-
Spiritus
-
Flora
normal pada tubuh pada tubuh manusia
-
Alcohol
70%
3. Cara Kerja
§
Flora
normal pada epidermis kulit
1.
Usapkan
cotton bud steril ( metode swab) pada epidermis kulit pilih salah satu ( pipi,
jari tangan, kulit tangan, kulit alat kelamin pria/ wanita ) secara aseptis.
2.
Cotton
bud yang diusap pada kulit adi goreskan pada media agar NA dan PDA secara
aseptis.
3.
Bungkus
cawan petri scara terbalik dengan kertas putih kemudian inkubasi selama 24 jam
dengan suhu 37℃
dalam inkubator.
4.
Setelah
inkubasi selam 24- 48 jam amti koloni yang terbentuk.
§
Flora
normal pada saliva
1. Kumpulkan
saliva tepat diatas lidah, usap dengan cotton bud steril ( secara aseptis ).
2. Cotton
bud yang sudah diusap tadi usapkan pada edia agar NA secara aseptis.
3. Bungkus
cawan petri scara terbalik dengan kertas putih kemudian inkubasi selama 24 jam
dengan suhu 37℃
dalam inkubator.
4. Setelah
inkubasi selama 24- 48 jam amati koloni yang terbentuk.
§
Sekret
Vagina
1.
Usapkan
cotton bud steril pada mulut vagina/ pada labium mayora dan labium minora (
secara aseptis ).
2.
Cotton
bud yang sudah diusap tadi usapkan pada edia agar NA secara aseptis.
3.
Bungkus
cawan petri scara terbalik dengan kertas putih kemudian inkubasi selama 24 jam
dengan suhu 37℃
dalam inkubator.
4. Setelah
inkubasi selama 24- 48 jam amati koloni yang terbentuk.
§
Rambut
1.
Ambil
sehelai rambut dikepala dengan pinset steril.
2.
Letakkan
rambut tersebut secara aseptis pada permukaan medium NA dan PDA secara aseptis.
3.
Bungkus
cawan petri secara terbalik dengan kertas putih, inkubasi selama 24- 48 jam
dalam inkubator dengan 37℃.
4.
Setelah
inkubasi 24- 48 jam amati koloni yang terbentuk.
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HASIL PRAKTIKUM
Berdasarkan
data hasil praktikum, didapatkan hasil pengamatan terhadap keberadaan Flora
Normal Pada Tubuh Manusia sebagai berikut.
No
|
Lokasi
|
No
Koloni
|
Jenis
Koloni
|
Jumlah
Koloni
|
Bentuk
|
Tepian
|
Elevasi
|
Diameter
|
Warna
|
1
|
Saliva
|
1
|
1
|
3
|
Keriput
|
Sikat
|
Timbul
|
0,575 Cm
|
Kuning
|
2
|
2
|
10
|
Bentuk LT
|
Berambut
|
Timbul
|
0,325 cm
|
Kuning
|
||
3
|
3
|
22
|
Bundar dengan tepian timbul
|
Tak Beraturan
|
Datar
|
0,8 cm
|
Kuning
|
||
4
|
4
|
6
|
Bundar
|
Licin
|
Cembung
|
0,35 cm
|
Kuning
|
||
2
|
Epidermis Kelamin
|
1
|
1
|
223
|
Bundar
|
Licin
|
Timbul
|
0,1 Cm
|
Kuning
|
2
|
2
|
11
|
Keriput
|
Berambut
|
Datar
|
0,67 Cm
|
Kuning
|
||
3
|
3
|
1
|
Tidak Beraturan dan menyebar
|
Berlekuk
|
Timbul
|
0,4 Cm
|
Kuning
|
||
3
|
Secret Vagina
|
1
|
1
|
2
|
Bentuk LT
|
Berambut
|
Datar
|
0,82 Cm
|
Putih
|
2
|
2
|
1
|
Bundar dengan tepian timbul
|
Licin
|
Timbul
|
0,17 Cm
|
Putih
|
||
3
|
3
|
70
|
Bundar
|
Licin
|
Timbul
|
0,12 Cm
|
Putih
|
||
4
|
4
|
216
|
Berbenang- benang
|
Berambut
|
datar
|
0,3 Cm
|
Putih
|
||
4
|
Rambut
|
1
|
1
|
11
|
Bentuk LT
|
Berlekuk
|
Datar
|
1,07 Cm
|
Putih
|
|
|
2
|
2
|
52
|
Berbenang- benang
|
Berambut
|
Timbul
|
0,4 Cm
|
Putih
|
|
|
3
|
3
|
412
|
Bundar
|
Licin
|
Timbul
|
0,1 Cm
|
Putih
|
2. Pembahasan
Pada
hasil praktikum dapat dilihat bahwa
a.
Pada
saliva
Pada saliva terdapat
bakteri jenis 1, 2, 3 dan 4 pada bakteri jenis 1 berjumlah 3 berbentuk keriput,
tepian sikat, elevasi timbul, berdeameter 0,575 Cm, dan berwarna kuning. Pada
bakteri jenis 2 berjumlah 10, berbentuk LT, tepian berambut dan elevasi timbul
dan berdiameter 0,325 cm, dan berwarna kuning. Pada bakteri jenis 3 berjumlah
22 memiliki bentuk bundar dengan tepian menyebar, tepian tak beraturan dan
elevasi datar, memiliki diameter 0,8 Cm dan berwarna kuning. Pada koloni
bakteri jenis 4 berjumlah 6 berbentuk bundar, tepian koloni licin dan elevasinya
cembung, berdiameter 0,35 Cm dab berwarna kuning.
b. Pada epidermis kelamin
Pada epidermis
kelamin terdapat oloni bakteri jenis 1, 2, dan 3. Pada koloni bakteri jenis 1
berjumlah 223 memiliki bentuk bundar, tepian licin dan berelevasi timbul, memiliki
diameter 0,1 Cm dan berwarna kuning. Pada koloni bakteri jenis 2 berjumlah 22
berbentuk keriput tepian berambut dan elevasi datar, berdiameter 0,67 Cm dan
berwarna kuning. Pada koloni bakteri jenis 3 berjumlah 1 berbentuk tidak
beraturan dan menyebar, tepian berlekuk dan elevasi timbul, berdiameter 0,4 Cm
dan berwarna kuning.
c. Pada secret vagina
Pada secret
vagina terdapat koloni bakteri jenis 1, 2, 3 dan 4. Pada koloni bakteri jenis 1
berjumlah 2 berbentuk LT, tepian berambut dan berelevasi datar, berdiameter
0,82 Cm dan berwrna putih. Pada koloni bakteri jenis 2 berjumlah 1 memiliki
bentuk bundar dengan tepian timbul, tepian pada koloni licin, elevasi timbul,
diameter 0,17 Cm dan berwarna putih. Pada koloni bakteri jenis 3 berjumlah 70
koloni, berbentuk bundar dengan tepian timbul dan elevasi timbul, berdiameter
0,12 Cm dan berwrna putih. Pada koloni bakteri jenis 4 terdapat 216 koloni
berbentuk berbenang- benang, tepian berambut dan elevasi datar, berdiameter 0,3
Cm dan berwarna putih.
d. Pada rambut
Pada rambut
terdapat jenis koloni 1, 2 dan 3. Pada koloni jenis 1 berjumlah 11 berbentuk LT
dengan tepian berbenang- benang, berelevasi datar, diameter 1,07 Cm dan
berwarna putih. Pada koloni bakteri jenis 2 berjumlah 52 berbentuk berbenang-
benang, elevasi timbul, diameter 0,4 Cm dan berwarna putih. Pada koloni bakteri
jenis 3 terdapat 412 koloni bakteri, berbentuk bundar dengan tepian licin dan
bertepian timbul dengan diameter 0,1 Cm dan berwarna putih.
KESIMPULAN
1.
Pada
saliva terdapat bakteri jenis 1, 2, 3 dan 4 pada bakteri jenis 1 berjumlah 3
berbentuk keriput, tepian sikat, elevasi timbul, berdeameter 0,575 Cm, dan
berwarna kuning. Pada bakteri jenis 2 berjumlah 10, berbentuk LT, tepian
berambut dan elevasi timbul dan berdiameter 0,325 cm, dan berwarna kuning. Pada
bakteri jenis 3 berjumlah 22 memiliki bentuk bundar dengan tepian menyebar,
tepian tak beraturan dan elevasi datar, memiliki diameter 0,8 Cm dan berwarna
kuning. Pada koloni bakteri jenis 4 berjumlah 6 berbentuk bundar, tepian koloni
licin dan elevasinya cembung, berdiameter 0,35 Cm dab berwarna kuning.
2.
Pada
epidermis kelamin terdapat oloni bakteri jenis 1, 2, dan 3. Pada koloni bakteri
jenis 1 berjumlah 223 memiliki bentuk bundar, tepian licin dan berelevasi
timbul, memiliki diameter 0,1 Cm dan berwarna kuning. Pada koloni bakteri jenis
2 berjumlah 22 berbentuk keriput tepian berambut dan elevasi datar, berdiameter
0,67 Cm dan berwarna kuning. Pada koloni bakteri jenis 3 berjumlah 1 berbentuk
tidak beraturan dan menyebar, tepian berlekuk dan elevasi timbul, berdiameter
0,4 Cm dan berwarna kuning.
3.
Pada
secret vagina terdapat koloni bakteri jenis 1, 2, 3 dan 4. Pada koloni bakteri
jenis 1 berjumlah 2 berbentuk LT, tepian berambut dan berelevasi datar,
berdiameter 0,82 Cm dan berwrna putih. Pada koloni bakteri jenis 2 berjumlah 1
memiliki bentuk bundar dengan tepian timbul, tepian pada koloni licin, elevasi
timbul, diameter 0,17 Cm dan berwarna putih. Pada koloni bakteri jenis 3
berjumlah 70 koloni, berbentuk bundar dengan tepian timbul dan elevasi timbul,
berdiameter 0,12 Cm dan berwrna putih. Pada koloni bakteri jenis 4 terdapat 216
koloni berbentuk berbenang- benang, tepian berambut dan elevasi datar,
berdiameter 0,3 Cm dan berwarna putih.
4.
Pada
rambut terdapat jenis koloni 1, 2 dan 3. Pada koloni jenis 1 berjumlah 11
berbentuk LT dengan tepian berbenang- benang, berelevasi datar, diameter 1,07
Cm dan berwarna putih. Pada koloni bakteri jenis 2 berjumlah 52 berbentuk
berbenang- benang, elevasi timbul, diameter 0,4 Cm dan berwarna putih. Pada
koloni bakteri jenis 3 terdapat 412 koloni bakteri, berbentuk bundar dengan tepian
licin dan bertepian timbul dengan diameter 0,1 Cm dan berwarna putih.
Langganan:
Postingan (Atom)