STRUKTUR
DAN FUNGSI SEL TUMBUHAN
Oleh:
Syahrul ahyar (342012136)
Kelas/semester : D/V
Mata Kuliah : Fisiologi Tumbuhan
Dosen Pengasuh : Susi Dewiyeti, S.Si.,M.Si
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Biologi
Universitas Muhammadiyah Palembang
2014
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Tujuan......................................................................................... 1
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Struktur
dan fungsi membran sel tumbuhan .................................. 2
1. Struktur membran sel................................................................ 2
2.
Fungsi
membrane sel............................................................... 3
B. Struktur dan fungsi organel-organel
sel tumbuhan.......................... 5
1. Kloroplas .. ............................................................................... 6
2.
Nukleus .. ................................................................................ 8
3.
Ribosom................................................................................... 9
4.
mitokondria............................................................................. 9
5.
Badan golgi............................................................................. 11
6.
Retikulum endoplasma.......................................................... 12
7.
vakuola..................................................................................... 13
8. Peroksisom.............................................................................. 14
9.
Sitoplasma................................................................................ 14
C. Senyawa Penyusun Sel dan Fungsinya.......................................... 15
1.
Makromolekul
utama................................................................ 15
2. Senyawa an organik................................................................. 15
3. Senyawa
Organik..................................................................... 16
|
D. Difusi,Osmosis,Imbibsisi,
Plasmolisis dan defisit tekanan
difusi
pada Sel Tumbuhan .. ........................................................... 26
1.
Difusi............................................................................................ 26
2. Osmosis....................................................................................... 28
3.
Imbibisi......................................................................................... 29
4. Plasmolisis................................................................................... 30
5. Defisit tekanan
difusi………………………………………………. 31
BAB
III. KESIMPULAN.............................................................................. 32
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................. 33
Kata pengantar
Alhamdulillah
syukur kehadirat Allah swt,yang telah memberi rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengaan baik dan tanpa halangan
dan rintangan, selanjutnya shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada nabi besar Muhammad saw, yang telah membawa umat manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman modern seperti sekarang ini.
Makalah
yang berjudul Struktur dan Fungsi Sel Tumbuhan ini, disusun dengan maksud
membantu mahasiswa dalam melengkapi khazanah mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Dalam
penyususnan makalah ini kami mendapatkan kontribusi dari berbagai piahak. Untuk
itu kami mengucapkan banyak terimakasih terutama kepada Dosen pengasuh mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan Ibu Susi Dewiyeti.,S.Si.,M.Si yang telah membantu kami dalam
penyelesaian makalah ini. Kami menyadari makalah ini belum sempurna,yang
mungkin terdapat banyak kekurangan baik dalam hal penulisan dan,bahasa yang
kurang tepat.oleh karena itu kepada para pembaca dan pakar,kami mengharapkan
kritikan yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.Akhirnya kami
mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat.
Palembang,September
2014
Penyusun
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sel adalah unit struktural dan
fungsiaonal penyusun tubuh makhluk hidup, berdasarkan strukturnya para ahli
biologi membedakan sel menjadi 2 kelompok utama,yaitu sel eukariotik dan sel
prokariotik. Pada umumnya semua bentuk kehidupan dibumi ini tersusun atas sel, ada
yang berbentuk uniseluler, dan multiseluler. Tumbuhan merupakan organisme yang
termasuk dalam golongan multiseluler.Sel memiliki organel-organel dan struktur,
yang masing masing memiliki fungsi, dan bentuk yang berbeda, selain itu juga
sel memiliki senyawa penyusun sel tersebut. Sel juga memiliki system
transfortasi seperti, difusi, osmosis, imbibisi, plasmolisis dan deficit
tekanan difusi.
B. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui struktur dan fungsi membrane sel tumbuhan
2.
Untuk
mengetahui struktur dan fungsi organel-organel sel tumbuhan.
3.
Untuk
megetahui senyawa penuysusn sel dan fungsinya
4.
Untuk
mengetahui pengertian difusi, osmosis, imbibisi
dan plasmolisis sel tumbuhan.
5.
Untuk
mengetahui pengertian defisit tekanan difusi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Struktur
dan Fungsi Sel Tumbuhan
A.
Struktur dan Fungsi Membran Sel Tumbuhan
1. Struktur
membran sel
Umumnya membran mempunyai
ketebalan anatara 7,5 nm sampai 10,0 nm. Senyawa utama penyusun membran adalah
protein dan lipida. Protein mencapai setengah sampai 2/3 dari total berat kering
membran. Pada mikroskop elektron dapat kita lihat benjolan-benjolan pada
membrane, benjolan ini merupakan molekul protein penyusun membrane tersebut
(Lakitan.B, 1993: 7).
Gambar 2.1. Struktur membrane sel
Gambar kiri, (Sumber: Lakitan.B, 1993: 10),
Kanan, (Sumber: Budisma, 2014).
Beragamnya proporsi dan jenis
molekul yang terkandung pada membran, tergantung pada jenis membrane dan
kondisi fisiologis dari sel yang bersangkutan. Perbedaan ini dapat dilihat
antara membrane plasma, tonoplas , reticulum endoplasma, diktisom, kloroplas, inti
sel, mitokondria, proksisom dan glioksisom. Komposisi protein dan lipida
berbeda antara spesies satu dengan spesies yang lain. Walaupun demikian jenis
lipida yang sering dijumpai adalah fosfolipida, glikolipida, dan sterol (Lakitan.B,1993:7).
Empat jenis fosfolipida yang sering
dijumpai antara lain fosfatidil kholin, fosfatidil
etanolamin, fosfatidil gliserol dan
fosfatidil inositol. Dua jenis glikolipida yang sering dijumpai antara
lain: monogalaktosildigliserida (yang
mengandung 1 molekul galaktosa) dan digalaktosildigliserida (mengandung 2
molekul galaktosa). Glikolipida terutama ditemukan pada membrane kloroplas, dimana
fosfolipida jarang dijumpai (Lakitan. B, 1993:7-8).
Struktur
dari lipida-lipida tersebut memiliki karakteristik yang khas,yakni lipida
tersebut memiliki gliserol dengan 3 atom karbon sebagai tulang punggung. pada 2
dari 3 atom karbon tersebut akan teresterifikasi asam-asam lemak dengan 16 atau 18 atom
karbon. Asam-asam lemak ini bersifat hidrofobik (menjauhi air) sedangkan
gliserol dengan atom-atom oksigennya bersifat hidrofilik (menarik air) karena
oksigen dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air (Lakitan. B, 1993: 8).
2.
Fungsi
membrane sel
Satu sifat sel yang universal adalah
membran pembatas diluar. Membran sel berfungsi sebagai interase antara
mesin-mesin di bagian dalam sel dan fluida cair yang membasahi semua sel. Membran seldemikian tipisnya tebalnya sekitar
10 nm. Pemeriksaan yang teliti menyingkapkan bahwa membran terdiri atas tiga
lapisan, yang tampak sebagai dua garis gelap dan di pisahkan oleh ruang yang
jernih. Analisis kimiawi menyingkapkan bahwa membran mengandung kira-kira 50%
lipid dan 50% protein (Kimball, Tjitrosomo, Sugiri, 1992: 88).
Membran
sering dikatakan bersifat semi permeabel, yang artinya molekul air dapat
menembus membrane tersebut, sedangkan
bahan-bahan yang terlarut dalam air tersebut tidak dapat menembus membran
tersebut. Pada kenyataannya, bersama-sama molekul air akan pula ikut ion atau
senyawa tertentu yang terlarut di dalam dan bergerak menembus membran. Berdasarkan
kenyataan ini F. B. Salisbury dan C. W
Ross mengusulkan sesungguhnya membran tembus terkendali ( Lakitan. B, 1993: 10).
Fungsi membran pada dasarnya
mengatur lalu lintas molekul air dan ion atau senyawa yang terlarut dalam air
untuk keluar masuk sel atau organel-organel sel. Walaupun membrane bersifat
semi fermeabel tetap saja molekul-molekul air leluasa untuk menembus membran di
banding dengan ion-ion atau senyawa lain.
Membran sel merupakan pembatas antara bagian dalam sel dengan lingkungan
luarnya. Fungsinya antara lain melindungi isi sel, pengatur keluar-masuknya
molekul-molekul, dan juga reseptor rangsangan dari luar (Lakitan. B, 1993: 10- 11),
( Tata, 2012).
Menurut (Lakitan. B, 1993:
11-12) Ada 4 teori yang menyatakan air lebih mudah menembus membran dibanding
dengan ion atau senyawa lainnya.
1.
Membran
tersusun dari bahan yang lebih mudah berasosiasi dengan molekul air di banding
senyawa lain sehingga air lebih mudah menembus membran.
2.
Adanya
gelembung udara yang mengisi celah-celah membrane sehingga air akan lebih mudah
menembus membran.
3.
Terdapatnya
pori-pori yang sangat kecil yang hanya dapat dilalui oleh molekul air.
4.
Air
bergerak lebih cepat karena pergerakan menembus membran tersebut disebabkan
oleh difusi yang cepat pada bidang temu, antara air dalam pori membrane dengan
cairan sitoplasma, karena adanya perbedaan potensial air yang besar antara
cairan sitoplasma dengan air yang ada dalam pori membran. Difusi yang sangat
cepat menyebabkan tariakan bagi
molekul-molekul air di dalam pori membran, sehingga menimbulkan aliran massa
molekul-molekul air di dalam pori membrane menuju sitoplasma. Model keempat ini
pertama diusulkan oleh Peter Ray tahun 1960.
(a.
larut
dalam membran) (b. Gelembung Gas)
( c. Saringan) (d. Difusi dan aliran massa)
Gambar 2.2. Diagram Skematik 4 Model
Pergerakan Air Menembus Membrane. Titik-titik Hitam Merupakan Simbol Molekul
Air dan Bulatan Kosong Merupakan Simbol Bahan-Bahan yang Terlarut Dalam Air (Sumber:
Lakitan. B,1993: 12).
B. Struktur dan Fungsi Organel-Organel
Sel Tumbuhan
Sebuah sel tumbuhan khas terdiri
dari sitoplasma dan organel. Bahkan, semua organel (kecuali nukleus) dan
struktur subselular yang hadir dalam sitoplasma, yang tertutup oleh lapisan
pelindung ( dinding sel dan membran sel). Studi ilmiah telah dilakukan mengenai
organel sel dan fungsi mereka. Setiap organel-organel sel tumbuhan memiliki
fungsi tertentu, tanpa adanya sel tidak dapat beroperasi dengan baik. Sel
tumbuhan dilindungi dari lingkungan sekitar oleh dinding sel dan membran sel.
Perhatikan bahwa keduanya merupakan struktur permukaan dan bukan organel sel.
Mereka tidak hanya memberi bentuk, dukungan, dan kekuatan untuk sel, tetapi
juga membantu dalam transportasi. Ketika datang pada organel yang ditemukan
dalam sel tumbuhan, mereka lebih atau kurang mirip dengan sel-sel hewan,
kecuali bahwa yang terakhir tidak memiliki kloroplas, yang bertanggung jawab
untuk fotosintesis ( Sridianti, 2014), (Lakitan. B, 1993: 13).
Berikut ini adalah daftar dari organel yang
ditemukan dalam sel tanaman.
1. Kloroplas
Kloroplas
merupakan plastid yang mengandung pigmen hjau yang disebut klorofil. Kloroplas
sebagaimana plastid yang lainnya hanya terdapat pada sel tumbuhan. Kloroplas
terbungkus oleh membrane ganda dimana membrane sebelah dalam internal tidak
berlipat-lipat seperti halnya membrane internal pada mitikondria Plastida adalah istilah kolektif untuk
organel yang membawa pigmen. Dalam sel tumbuhan, kloroplas adalah bentuk yang
paling menonjol dari plastida yang mengandung pigmen klorofil hijau. Karena
plastida kloroplas ini, sel tumbuhan memiliki kemampuan untuk menjalani
fotosintesis dengan adanya sinar matahari, air, dan karbon dioksida untuk
mensintesis makanannya sendiri (
Lakitan. B, 1993: 12- 13) (Sridianti, 2014).
Semua jenis plastid, termasuk
kloroplas diperkirakan berasal dari proplastid, termasuk kloroplas, yakni
organel yang tidak berwarna dan dapat dijumpai pada sel tumbuhan yang tubuh
ditempat gelap maupun terang. proplastid berukuran lebih kecil dari kloroplas
dengan sedikit atau tanpa membran internal.
Proplastid membelah diri saat embrio biji berkembang. pada saat daun atau
batang terbentuk, maka proplastid akan berkembang menjadi kloroplas. kloroplas
muda (yang baru terbentuk) juga aktif membelah diri, terutaa jika mendapat
cahaya. kloroplas dapat dilihat dengan
mudah dengan mikroksop cahaya, tetapi ultrastruk nya secara detail hanya
dapat di lihat dengan mikroskop electron. Membran ganda kloroplas dapat
terlihat jelas di bawah mikroko electron .membran ini berperan mengatur keluar
masuk nya ion atau senyawa ke dan dari kloroplas. Pada sel tumbuhan,kloroplas
biasanya dijumpai dalam bentuk cakram dengan diameter 5-8µm dan tebal 2-4µm.
Satu tanaman dapat menyimpan sebanyak 50 mitokondria. Kloroplas dibatasi oleh
membran ganda, didalamnya ada sistem luas membran interval yang terbenam dalam
matriks fluida yang disebut stroma. Membran dalam ini kaya akan fosfolipid dan
protein. Juga mengandung pigmen-pigmen,yang paling utama diantaranya ialah
klorofil. Hijaunya klorofil yang tergabung di dalam membrannya itulah yang
memberikan warna hijau kepada kloroplas dan kepada sel serta jaringan tumbuhan
yang terkena cahaya. Klorofil menangkap energi matahari dan memungkinkannya
digunakan untuk fotosintesis zat makanan. Jadi klroplas merupakan tempat fotosintesis (Kimball, Tjitrosomo, Sugiri,
1992: 97- 98) ( Lakitan. B, 1993: 13).
Pada membran internal
kloroplas terdapat pigmen potosintesis. Pigmen ini banyak terdapat pada permukaan luar membran internal yang di sebut thilakoid yang
membentuk bulat-pipih seperti kantong ( thilakoid berasal dari kata thylakos
yang dalam bahasa yunani adalah kantong ) pada posisi tertentu , thilakoid akan
menumpuk rapaih berbentuk struktur yang di sebut granum (jamaknya grana ). thilakoid yang
memanjang menghubungkan granum yang satu dengan yang lain didalam matriks kloroplas disebut stroma Seperti
gambar berikut (Lakitan. B, 1993: 13).
Gambar
2.3. Interpretasi Tata Letak Membran Internal pada Kloroplas
Gambar
kiri (sumber : Lakitan. B, 1993: 14), Gambar kanan (Sumber: Anonim: 2014).
Pada bagian dalam grana maupun
stroma terdapat rongga yang berisi air dan garam yang terlarut dalam air. Rongga
ini disebut saluran (channel). Pigmen utama yang terdapat pada membran tilakoid
adalah klorofil a dan klorofil b. Selain kedua pigmen hijau ini terdapat pula
pigmen kuning hingga jingga yang di sebut karetonoid. Ada dua jenis karetonoid yakni karoten (murni
hidrokarbon) dan xanthofil (mengandung oksigen). Pada membrane pembungkus
(eksternal) Kloroplas tidak dijmpai klorofil, tetpai umumnya terdapat figmen
violaxanthin, yakni suatu pigmen santofil ( Lakitan. B ,1993: 13).
Semua klorofil dan karetonoid
terbenam atau melekat didalm molekul protein oleh ikatan non kovalen. Secara
keseluruhan,pigmen-pigmen kloroplas meliputi separuh dari kandungan lipida
total pada membrane thilakoid, sisahnya adalah galaktolifida dan sedikit
fosfolifida. Fungsi vital dari kloroplas adalah sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis. Pigmen-pigmen yang terdapat pada membrane thilakoid akan menyerap
cahaya yang berasaal dari matahari atau sumber cahaya lainnya, kemudain
mengubah energy cahaya tersebut menjadi eneri kimia dalam bentuk adenosine
trifosfat (ATP), melalui serangkaian proses yang melibatkan eksitasi elektron (
Lakitan. B, 1993: 15).
2. Nukleus
Nucleus
(jamak nuklei) adalah organel sel yang sangat khusus, yang menyimpan komponen
genetik (kromosom) dari sel tertentu. Ini berfungsi sebagai pusat administrasi
utama sel dengan mengkoordinasikan proses metabolisme seperti pertumbuhan sel,
pembelahan sel, dan sintesis protein. Bersama-sama, inti beserta isinya disebut
sebagai nukleoplasma. Nukleus dibatasi oleh sepasang membran. Selubung yang
terbentuk itu tidak sinambung, mengandung pori-pori. Hal ini boleh jadi
memungkinkan bahan-bahan berlalu lalang dari nucleus (Kimball, Tjitrosomo, Sugiri,
1992:91), (Sridianti, 2014).
Gambar 2.4. Nukleus (Sumber: Farara, 2014).
3. Ribosom
Ribosom
adalah organel tumbuhan yang terdiri dari protein (40 persen) dan asam
ribonukleat atau RNA (60 persen). Mereka bertanggung jawab untuk sintesis
protein. Di dalam sel, ribosom dapat muncul secara bebas (ribosom bebas) atau
mungkin melekat organel lain, retikulum endoplasma (ribosom terikat). Setiap
ribosom terdiri dari dua bagian, sebuah
subunit besar dan subunit kecil. Riboso kecil (15nm) terdapat di mitokondtia
dan kloroplas. Ribosom kecil berperan mensintesis protein di mitokondria dan
kloroplas, tetapi tidak semua protein dalam kedua organel tersebut merupakan
hasil sintesis pada ribosom kecil ini. Sebagian protein tersebut di sintesis
oleh ribososom pada sitoplasma yang kemudian di angkut kedalam baik mitokondria
maupun kloroplas. Pada inti sel tidak di temui ribosom, sehingga selurh protein
dalam inti sel di sintesis oleh ribosom sitoplasma (Sridianti,
2014), (Lakitan. B, 1993: 16).
Gambar.
2.5. Ribosom ( Sumber: Anonim, 2014)
4. mitokondria
Mitokondria
(mitochondrion tunggal) besar, organel bulat atau berbentuk batang hadir dalam
sitoplasma sel tumbuhan. Mereka memecah karbohidrat kompleks dan gula menjadi
bentuk yang dapat digunakan untuk tanaman. Sebuah Mitokondria mengandung enzim
tertentu yang penting untuk pasokan energi ke sel tumbuhan. Oleh karena itu,
organel sel ini juga dikenal sebagai pembangkit tenaga listrik sel. Setiap sel
tumbuhan yang hidup mengandung sekitar 20 mitokondria. Dalam sel tumbuhan
mitokondria ditemukan dalam bentuk dan ukuran yang beragam. Dapat berbentuk
bulat atau memanjang dengan diameter 0,5- 1,0 mikro meter. Mitokondria memiliki
membrane ganda seperti pada kloroplas, bedanya membrane inti pada mitokondria
membentuk lipatan-lipatan yang disebut cristae. Mitokondria pertama kali
dilihat sekitar tahun 1900. Mikroskop elektron memperlihatkan struktur didalam
nya yang agak rumit dan kerap berbentuk lonjong (Salisbury & Ross, 1992: 21-22),
(Lakitan. B. 1993: 15).
Mitokondria
adalah benda-benda bulat atau berbentuk tongkat yang ukurannya berkisar antara
0,2µm sampai 5µm. Jumlahnya dalam sel beragam tetapi sel-sel aktif dapat
mengandung lebih dari seribu banyaknya. Walaupun mitokondria yang lebih besar
dapat tampak dengan mikroskop cahaya, hanya mikroskop elektron yang dapat
menyingkapkan struktur dasarnya. mikrograf elektron menunjukkan bahwa setiap
mitokondria di batasi oleh membran ganda. Membran luar merupakan batas halus
tak putus-putus bagi mitokondria itu. Membran dalam berulang-ulang diperluas
menjadi lipatan-lipatan yang masuk kedalam ruang dalam mitokondria tersebut.
Fungsi mitokondria mengubah energi potensial berbagai bahan makanan menjadi
energi potensial yang di simpan didalam ATP. Energi ATP digunakan oleh sel
untuk melakukan berbagai kegiatan. Dari segi ini, maka tidak mengherankan bahwa
mitokondria cenderung untuk berkumpul didalam daerah sel yang paling aktif
(Kimball, Tjitrosomo, Sugiri, 1992: 96- 97), (Lakitan. B. 1993: 12),
(Srdianti.2014).
Gambar
2.4. Rekaan Struktur Ideal Mitokondria. Pada gambar diperlihatkan lipatan-lipatan membran internal yang
disebut crista ( Sumber: Lakitan. B, 1993: 16), (Sumber: Anonim, 2013 ).
5.
Badan golgi
Sebuah badan golgi juga
disebut sebagai kompleks golgi atau aparat golgi. Hal ini memainkan peran utama
dalam mengangkut zat kimia di dalam dan keluar dari sel. Setelah retikulum
endoplasma mensintesis lemak dan protein, tubuh Golgi mengubah dan
mempersiapkan mereka untuk mengekspor di luar sel. Diatur dalam pola saclike,
organel ini terletak di dekat inti sel (Sridianti,
2014).
Aparatus
golgi terdiri dari setumpuk saku pipih yang di batasi membran. Terutama amat penting
dalam sel-sel yang secara aktif terlibat
dalam sekresi. Protein yang disintesis oleh RER dipindahkan ke dalam aparatus
golgi. Aparatus golgi juga merupakan situs sintesis polisakarida,umpamanya pada
mukus. Selulosa yang disekresikan oleh sel tumbuhan untuk membentuk dinding sel
sintesis pada aparatus golgi ( Kimball. Tjitrosomo.
Sugiri, 1992: 99).
Gambar 2.5. Badan Golgi ( Sumber:
Anonim: 2014).
6.
Retikulum endoplasma
Retikulum
endoplasma (RE) adalah penghubung antara inti dan sitoplasma sel tumbuhan. Pada
dasarnya, itu adalah jaringan interkoneksi, kantung berbelit-belit hadir dalam
sitoplasma. Berdasarkan ada tidaknya ribosom, RE dapat dari jenis halus atau
kasar. jenis Yang pertama memiliki ribosom, sedangkan yang kedua ditutupi
dengan ribosom. Secara keseluruhan, retikulum endoplasma berfungsi sebagai
manufaktur, penyimpanan, dan pengangkutan struktur glikogen, protein, steroid,
dan senyawa lainnya (Sridianti, 2014)
Retikulum
endoplasma adalah sistem sangat luas membran di dalam sel. Pada preparat sel
irisan dengan mikroskop elektron tampak membran itu berpasang-pasangan, meliputi
rongga-rongga dan tabung pipih. Membran-membran itu mempunyai struktur lipid
protein yang sama dengan yang ada pada membran lain sel tersebut. Setiap
membran pada retikulum endoplasma memiliki satu permukaan yang menghadap
sitosol dan satu lagi menghadap bagian dalam rongga tersebut. Retikulum
endoplasma yang penuh dengan ribosom dinamai Retikulum Endolpasma kasar atau RER. Retikulum endoplasma juga
dijumpai tanpa adanya ribosom yang melekat, dinamai Retikulum endoplasma licin
atau SER (Kimball, Tjitrosomo, Sugiri, 1992: 98- 99).
Gambar 2.6. Retikulum Endoplasma ( Sumber : Anonim,
2014).
7. Vakuola
Vakuola adalah membran,
organel penyimpanan yang membantu dalam mengatur tekanan turgor dari sel
tumbuhan. Dalam sel tumbuhan, bisa ada lebih dari satu vakuola. Namun, vakuola
berlokasi lebih besar daripada yang lain, yang menyimpan segala macam senyawa
kimia. Vakuola juga membantu dalam pencernaan intraselular molekul kompleks dan
ekskresi produk-produk limbah (Sridianti, 2014).
Gambar 2.7. Vakuola ( Sumber: Anonim, 2014)
Vakuola ialah organel sitoplasmik yang
berisi cairan. Dibatasi oleh membran yang mungkin identik dengan membran sel.
Sebenarnya, vakuola acap kali terbentuk karena pelipatan kedalam dan pencubitan
sepotong membran sel. Bahan makanan atau buangan dapat ditemukan di dalam
vakuola. Sel tumbuhan muda berisi vakuola kecil-kecil, tetapi dengan matangnya
sel, maka terbentuklah vakuola tengah yang besar. Molekul makanan yang
terlarut, bahan buangan, dan pigmen mungkin terdapat di dalamnya (Kimball, Tjitrosomo, Sugiri, 1992: 101).
8. Peroksisom
Peroksisom adalah organel
sitoplasma dari sel tumbuhan, yang mengandung enzim oksidatif tertentu. Enzim
ini digunakan untuk pemecahan metabolisme asam lemak ke dalam bentuk gula
sederhana. Fungsi penting lainnya dari peroksisom adalah untuk membantu
kloroplas dalam menjalani proses fotorespirasi ( Sridianti, 2014).
Gambar
2.8. Peroksisom (Sumber: Anonim, 2014)
Peroksisom
besarnya 0,3-15µm, dibatasi oleh membran tunggal. Peroksisom dapat berperan dalam perubahan lemak menjadi
karbohidrat dan dalam perubahan purin dalam sel. Sejumlah fungsi metabolik
lainnya dikerjakan peroksisom dalam jaringan khusus atau organisme, tetapi
kecuali aktivitas katalase, tidak ada satu fungsi yang umum bagi semua
peroksisom (Kimball, Tjitrosomo, Sugiri, 1992: 100- 101).
9. Sitoplasma
Istilah sitoplasma secara tradisional
digunakan untuk memberikan segala sesuatu di dalam sel kecuali nukleus.
Mikroskopi elektron menyingkapkan pola-pola luas bagi membran dan kompartemen
yang dibatasi membran di dalam sitoplasma.
Struktur yang di batasi dengan jelas dinamai organel. Cairan (fluida) di atas sedimen (supernatan) mewakli apa
yang tersisa dari sitoplasma setelah semua
organelnya dikeluarkan. Maka inilah
material yang di dalam nya biasanya tersuspensi organel-organel sitoplasma.Berbagai
nama telah diberikan seperti “substansi dasar”, ”hialoplasma”, ”sitosol”, dan
lain-lain. Sebagian besar adalah air yang di dalam nya terlarut banyak molekul
kecil-kecil dan ion serta juga jumlah besar protein. Sebenarnya, jumlah enzim
yang teramat perlu bagi metabolisme sel terdapat di sini. Namun sebagian besar
fungsi sitoplasma itu merupakan fungsi organel-organel yang terdapat di
dalamnya (Kimball, Tjitrosomo, Sugiri, 1992: 94- 96).
Gambar
2.9. Sitoplasma (Sumber: Anonim, 2014)
C. Senyawa
Penyusun Sel dan Fungsinya.
1. Makromolekul utama
Senyawa organik dan anorganik yang
terkandung dalam sel sangat beragam.Keberadaan senyawa-senyawa tersebut di
dalam sel tidak selalu berarti bahwa senyawa tersebut adalah senyawa penyusun
sel. Sebagian dari senyawa tersebut merupakan bahan baku untuk sintesis senyawa
lainnya atau digunakan dalam etabolisme tumbuhan yang diterimanya dari sel-sel
tetangganya atau diterima dari jaringan pmbuluh. Senyawa bahan baku ini umumnya
adalah senyawa anorganik sederhana dengan berat molekul kecil seperti CO2,
H3BO3, H2PO4-, NO3-, NH4+
dan MoO4. Senyawa-senyawa penyusun bagian-bagian sel,misalnya
dinding sel, organel dan inti sel, umumnya merupakan senyawa organik berukuran
molekul besar. Adapun Senyawa penyusun sel yaitu senyawa anorganik dan organik (Sugeng, 2014), (Lakitan. B, 1993:19).
2. Senyawa an organik.
Senyawa
an Organik yang menyusun sel antara lain (Sugeng, 2014) :
a.
Air ( H2O ),
yang mempunyai peranan antara lain : sebagai media berlsngsungnya reaksi-reaksi
kimia dalam sel, sebagai pelaruu unsure dan senyawa ionisasi. Beberapa contoh
garam mineral yang menyusun sel antara lain : NaCl, MgCl, NaHCO3, CaSO4 dan lain sebagainya.
b.
Gas, yang
meliputi senyawa-senyawa kimia berbentuk gas seperti : O2, CO2.
3.
Senyawa Organik
a.Karbohidrat
Karbohidrat, yang
tersusun atas unsure utama C ( karbon ), H (hydrogen) dan O ( oksigen ). Peran
utama dari komponen ini adalah sebagai sumber energi utama bagi sel. Beberapa
jenis karbohidrat yang biasa terdapat di dalam sel antara lain :
1.
monosakarida ( karbohidrat paling
sederhana, tidak dapat dihidrolisis ) hanya mengandung 3 sampai 7 atom karbon seperti
: glukosa, fruktosa dan galaktosa disakarida (Sugeng, 2014).
Tabel 2.1. Penggolongan monosakarida sesuai
dengan jumlah atom penyusunnya
( Sumber:
Lakitan. B, 1993: 20).
Triosa,
pentose dan heksosa merupakan senyawa bahan baku, senyawa antara, atau produk
yang penting dalam lintasan metabolik fotosintesis dan respirasi, sedangkan tetrosa dan heptosa
jarang dijumpai dalam rangkain reaksi reaksi biokimia yang berlangsung pada
tumbuhan (Lakitan. B. 1993:20), (Sugeng. 2014).
Pentosa
yang sangat penting pada lintasan reaksi fotosintesis dan respirasi adalah
ribosa dan deoksirebosa yang juga merupakan komponen struktural dar asam-asam
nukleat. Dengan demikin senyawa ini merupkan senyawa esensial bagi semua bentuk
kehidupan. Selain itu pada hemiselulosa pada semua dinding sel tumbuhan banyak
dijumpai karbohidrat sederhana pentosa. Heksosa terlihat dalam beberapa tahapan
reaksi fotosintesis dan respirasi. Senyawa ini merupakan komponen penyusun dari
berbagai senyawa karbokidrat lainnya. Glukosa dan fruktosa merupakan senyawa
heksosa yang paling penting dan paling banyak di jumpai. Beberapa jenis heksosa
lainnya juga dapat ditemukan secara alami pada sel tumbuahan (Lakitan. B. 1993:
21).
2.
Disakarida, yang mengandung 2 unit
sakarida yang dapat dihidrolisis menjadi monosakarida. Contoh : disakarida dari jenis
sukrosa yang dapar terhidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa, maltosa yang
dapat terhidrolisis menjadi 2 glukosa (Sugeng. 2014).
3.
Polisakarida, yang terdiri atas
unit-unit monosakarida. Beberapa jenis polisakarida yang terdapat dalam sel
antara lain : amilum dan seluloda yang umumnya terdapat dalam sel tumbuhan,
glikogen yang umumnya terdapar dalam sel hewan (Sugeng.2014).
b. Protein
Molekul
protein berukuran lebih besar dibanding karbohidrat dan lipida. Satuan dasar
penyusun protein adalah asam amino. Setiap molekul asam amino paling tidak
mengandung karbon, hydrogen, oksigen, dan nitrogen serta kadang juga mengandung
belerang. Sintesis protein merupakan proses perangkaian asam amino sehigga
membentuk rantai yang panjang. Rantai asam amino disebut polipeptida. Molekul
protein dapat terdiri dari 1 atau lebih rantai polipeptida dimana masing-masing
rantai polipeptida terdiri dari ratusan unit asam amino.
Dari
rumus umum diatas terlihat bahwa setiap molekul asam amino mengandung gugus
asam amino (-NH2) dan gugus karboksil (-COOH). Pengecualian tampak
pada asam amino prolin, yang tidak memiliki gugus amino.
Asam
amino tergolong aromatik dan alipatik lebih sukar larut dalam air disbanding
asam amino basik, asidik, dan terhidroksil. Penggabungan asam amino untuk
membentuk protein adalah denganikatan peptide, melibatkan gugus amino pada asam
amino yang satu dengan gugus karboksil pada asam amino lainnya.Jika asam
aspartat dan glutamat yang masing-masing memiliki 2 gugus karboksil membentuk
ikatan peptide, maka gugus karboksi yang berdekatan dengan gugus amino yang
akan berpartisipasi sedangkan gugus karboksil lainnya tetap bebas sehingga
protein yang terbentuk bersifat asidik. Bila lisan dan arsginin yang
masing-masing memiliki 2 gugus asam amino yang berpartsipasi, maka gugus amino
yang berjauhan dengan gugus karboksil akan tetap bebas. Atom N dari gugus amino
mempunyai 2 elektron yang dapat dimliki bersama dengan ion H+ dalam
sel. Gugus amino ini akan bermuatan positif bila H+ ini terikat
padanya ( Lakitan. B, 1993: 30).
Protein yang sederhana terdiri dari 1 rantai
ptolipeptida.rantai polipeptida ini tidak terntang lurus, tetapi membentuk
lipatan sehingga molekul-moekul protein ini terlihat seperti gumalpan. Pada
sitoplasma, asam amino hidrofobik (
valin, leusin, isoleusin, metionin dan sering juga tirosi) akan mengumpul
dibagin tengah gumpalan molekul protein. Sedangkan asam-asam amino yang lebih
bersfat hidrofilik (serin, asam glutamat, glutamin, asam aspartat, asparagin, lisin,
histidin dan arginin) akan membungkus dibagin luar (Lakitan. B, 193: 30).
Protein, yang tersusun atas unsure
utama utama C ( karbon ), H ( hydrogen ), O ( oksigen ) dan N ( nitrogen )
ditambah S ( sulfur ) dan P ( Phosphor ) sebagai unsure tambahan. Senyawa yang
satu ini merupakan unsure organic terbesar yang menyusun sebuah sel. Protein
sendiri di dalam sel berperan dalam: membentuk organel-organel sel, membentuk selaput/
membrane plasma bersama lemak dan karbohidrat, membangun jaringan tubuh
dan regenerasi sel, sebagai komponen pembentuk enzim, hormone maupun antibody. Menurut
(Sugeng, 2014) Beberapa protein yang terdapt di dalam sel antara lain :
a). protein sederhana, seperti : albumin,
globulin
b). protein kompleks, seperti : lipoprotein,
nucleoprotein.
c). asam nukleat , yang terutama menyusun molekul
DNA / RNA di dalam sel.
d). Hormon, yang berperan dalam pengendalian
aktivitas fisiologis.
e). enzim, yang berperan sebagai
biokatalisator .
c. Lemak
Lemak
( biasa juga disebut lipida ), yang tersusun atas unsure
C (karbon ), H ( hydrogen ), O ( oksigen ). Peran utama lemak dalam sel adalah
pembentuk membrane sel bersama protein, mengatur sirkulasi lemak yang lain, dan
sumber cadangan energi bagi sel. Dalam metabolismenya, lemak terbentuk dari
asam lemak dan gliserol. Lemak merupakan bagian dari lipida, semua molekul
lipida dibentuk dari samasam organik, tetapi tidak harus mengandung gliserol
sedangkan lemak selalu terbentuk dengan kerangka gliserol. Lilin (wax) yang
dihasilkan tumbuhan merupakan contoh lipida yang bukan lemak ( Lakitan. B,1993: 24-25) ( Sugeng, 2014).
Secara
kimia lemak dengan minyak merupakan senyawa yang sangat mirip. Walaupun secara
fisik lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair pada suhu
kamar.Baik lemak maupun minyak terbentuk dari satu molekul gliserol dengan 3
molekul asam lemak. Oleh sebab itu lemak dan minyak sering disebut sebagai
trigliserida.
Tabel 2.3. Jenis asam lemak yang umum pada
jaringan tumbuhan.
(Sumber: Lakitan. B,1993: 25)
Titik didih dan sifat lemak
lainnya tergantung pada jenis asam-asam lemak yang terkandung. Molekul lemak
umumnya mengandung 3 jenis asam lemak yang berbeda, tetapi kadang 2 diantaranya
dari jenis yang sama. Asam lemak hamper selalu mempunyai atom karbon yang genap
biasanya 16 atau 18 atom karbon. Titik didih akan tinggi jika rantai asam
lemaknya panjang dan jenuh tanpa ikatan rangkap (Lakitan. B, 1993: 23).
Lemak umumnya mengandung asam
lemak jenuh, sedangkan minyak mengandung 1- 3 asam lemak tak jenuh. Minyak dari
biji kapas, jagung, kacang tanah dan kedelai banyak mengandung asam lemak tak
jenus seperti asam oleat asam linoleat. Kedua jenis asam lemak ini juga
merupaan jenis yang paling banyak di jumpai pada tumbuhan secara umum (Lakitan.
B, 1993: 23).
Lemak jarang terkandung jaringan
dalam akar, tetapi sering dijumpai pada biji dan kadang pada daging buah, seperti
buah alpokat. Didalam sel tumbuhan, lemak disimpan dalam oleosom pada
sitoplasma. Oleosom dilapaisi oleh membrane tipis (kurang dari setengah
ketebalan membrane lainnya). Membran ini tampaknya merupakan membrane 1 lapis
denga permukaan hidropobik (nonpolar) menghadap kesebelah dalam dimana lemak
ditimbun ( Lakitan. B, 1993: 24).
d. Asam nukleat
Asam nukeat terdiri dari 2 jenis, yakni asam
ribonuklet (RNA) dan asam deoksiribonukleat (DNA). Masing masing tersusun dari
molekul yang disebut nukliotida. Nukliotida terbentuk dari asam fosfat,gula
pentose dan senyawa basa purin (adenine dan guanine) atau basa pirimidin
(thimin dan sitosin).Nukleotida RNA mengandung gula ribose, sedangkan
nukliotida DNA mengandung gula dioksiribosa yang memiliki kurang satu atom
oksigen disbanding ribose (Lakitan. B, 1993: 30).
Gambar
2.10. Komponen Penyusun Asam Nuklet (Sumber: Lakitan.B, 1993:31).
Gambar 2.11. Sebagian dari
Rantai Asam Nukleat untuk Menunjukkan Ikatan antara Nukleotida- Nukleotida Penyusunnya
(Sumber: Lakitan. B, 1993:32).
Gambar
2.12 Ikatan Hydrogen yang Berperan Dalam Pembentukan Struktur Spiral Ganda Molekul
DNA, Antara Pasangan Thimin- Adenin dan Sitosin- Guanin (Sumber: Lakitan. B, 1993: 33).
D.
Difusi, Osmosis, Imbibsisi, Plasmolisis dan Defisit Tekanan Difusi pada Sel
Tumbuhan
1. Difusi
Difusi adalah gerakan partikel dari
tempat dengan potensial kimia lebih tinggi ke tempat dengan potensial kimia
lebih rendah karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan
dinamis. Senada dengan itu, difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya
suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang
berkonsentrasi rendah (Indradewa,2009) (Agrisa, 2009).
Makin besar perbedan konsentrasi anatara dua daerah, maka
makin tajam pula gradasi konsentrasinya sehingga makin lambat pula kecepatan
difusinya.Apabila
partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka
dalam jangka waktu tertentu partikel-partikel itu akan tersebar merata dalam
ruang yang ada. Sampai distribusi merata seperti itu terjadi, akan terdapat
lebih banyak partikel yang bergerak dari daerah tempat partikel itu lebih pekat
ke daerah yang partikelnya kurang pekat, lalu terjadi yang sebaliknya, dan
secara menyeluruh gerakan partikel ke arah tertentu disebut difusi. Makin besar
perbedaan konsentrasi antara dua daerah, yaitu makin tajam gradasi
konsentrasinya, makin besar kecepatan difusinya (Diana, 2014).
Gambar
2.13. Difusi (Sumber: Anonim. 2014).
Difusi adalah
peristiwa di mana terjadi tranfer materi melalui materi lain. Transfer materi
ini berlangsung karena atom atau partikel selalu bergerak oleh agitasi thermal.
Walaupun sesungguhnya gerak tersebut merupakan gerak acak tanpa arah tertentu,
namun secara keseluruhan ada arah neto dimana entropi akan meningkat. Difusi
merupakan proses irreversible. Pada fasa gas dan cair, peristiwa
difusi mudah terjadi pada fasa padat difusi juga terjadi walaupun memerlukan
waktu lebih lama (Sudaryatno, 2009).
Ada
beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu :
a. Ukuran
partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehinggak kecepatan difusi
semakin tinggi.
b. Ketebalan
membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
c. Luas suatu
area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
d. Jarak. Semakin
besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
e. Suhu.
Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Semua zat terdiri atas partikel-partikel yang sangat
kecil yang bergerak terus menerus secara acak-acakan.
Makin tinggi suhunya makin cepat gerakan partikel- partikel tersebut. Dari
penelitian-penelitian yang pernah dilakukan ternyata ada kecenderungan bergerak
dari satu tempat yang konsentrasinya tinggi ke tempat lain yang konsentrasinya
lebih rendah, proses ini disebut difusi. Proses ini juga terjadi sebagai akibat
adanya mobilitas dan energi kinetik dari molekul atau ion yang mengadakan
difusi tersebut (Lone, 2014).
Arah
gerak molekul dalam larutan atau gas tidak tertentu karena adanya hantaman
molekul air atau dari gas lain. Arah gerak molekul ini mengikuti gerak Brown,
atau geraknya dinamakan “Random Walk”. Difusi zat cair dan gas ternyata lebih
cepat dari pada zat padat. Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua daerah,
makin cepat proses difusi. Banyak zat-zat terlarut dapat masuk atau keluar dari
sel-sel hidup karena protoplasma bersifat kobid mirip dengan agar- agar dan
permeabel. Difusi maupun arus massa oleh gaya dorong yang dapat terjadi akibat
adanya perbedaan potensial (temperature, listrik, terjadi adanya tekanan
hidrolik, konsentrasi, dan sebagainya) yang mengarah dari tempat dengan
potensial tinggi ke tempat dengan potensial lebih rendah (Lone, 2014).
Difusi dapat terjadi karena gerakan
acak kontinu yang menjadi ciri khas semua molekul yang tidak terikat dalam
suatu zat padat. Tiap molekul bergerak lurus sampai ia bertabrakan dengan
molekul lainnya. Pada setiap tabrakan molekul terpental dan melaju ke arah
lain. Inilah yang menyebabkan gerakan acak dari molekul tersebut. Kecepatan
difusi zat melalui membran sel tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi,
tetapi juga pada besar, muatan dan daya larut dalam lipit dari partikel- partikel
tersebut. Pada umumnya zat-zat yang larut dalam lipid, yaitu molekul
hidrofobik, lebih mudah berdifusi melalui membran dari pada molekul hidrofilik.
Membran sel, kurang permeabel terhadap ion-ion dibandingkan dengan molekul
kecil yang tidak bermuatan. Dalam keadaan yang sama, molekul kecil lebih cepat
berdifusi melalui membran sel dari da molekul besar. Dan nyatanya difusi sederhana dari molekul
hidrofolik yang besarnya lebih dari 7- 8 A hampir tidak dapat berlangsung
karena terhalang oleh membran sel. Meskipun demikian molekul dapat juga masuk
dalam sel. Suatu cara bagaimana ini dapat berlangsung adalah dengan jalan yang
di sebut “difusi terbantu” (Kimball, Tjitrosomo, Sugiri,1992: 121- 122).
2.
Osmosis
Osmosis adalah gerakan bersih spontan air melintasi membran
semipermeabel dari daerah konsentrasi zat terlarut rendah ke larutan dengan
konsentrasi zat terlarut tinggi, menuruni gradien konsentrasi zat terlarut. Ini
terjadi ketika media sekitarnya sel memiliki konsentrasi air lebih tinggi dari
sel. Sel bertambah air dan pada saat yang sama, banyak molekul penting, dan
partikel untuk pertumbuhan, juga berpindah dari satu sel ke sel lainnya
(Sridianti, 2014)
Gambar 2.14 . Osmosis (Sumber: Anonim,
2013).
Jika di dalam suatu
bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang
dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang
terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan
konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka
air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju
larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeable (Anonim, 2014).
3.
Imbibisi
Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat
yang hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatin, liat dan
lainnya yang menyebabkan zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air.
Kemampuan untuk menyerap air misalnya pada biji biasa disebut dengan potensial
imbibisi dan prosesnya disebut dengan imbibisi (Hadada.W, 2014).
Gambar 2.15 Imbibisi (Sumber. Anonim: 2014).
Imbibisi adalah
peristiwa masuknya air ke dalam suatu zat melalui pori-pori. Air yang masuk ke
dalam biji membuat biji mengalami perubahan, baik bentuk, warna, tekstur,
maupun berat biji. Proses imbibisi berguna untuk mematahkan dormansi dan memicu
perkecambahan biji. Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda
yang padat (solid) atau agak padat (semi solid) karena benda-benda itu
mempunyai zat penyusun dari bahan yang berupa koloid. Ada banyak hal yang
merupakan proses penyerapan air yang terjadi pada makhluk hidup, misalnya
penyerapan air dari dalam tanah oleh akar tanaman. Namun, penyerapan yang
dimaksudkan di sini yaitu penyerapan air oleh biji kering (Suradinata, 1993).
4.
Plasmolisis
Plasmolisis adalah
peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari dinding sel
tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik. Plasmolisis merupakan
proses yang secara nyata menunjukkan bahwa pada sel, sebagai unit terkecil kehidupan,
terjadi sirkulasi keluar-masuk suatu zat. Adanya sirkulasi ini menjelaskan
bahwa sel dinamis dengan lingkungannya . Jika memerlukan materi dari luar maka sel harus mengambil materi itu dengan segala cara,
misalnya dengan mengatur tekanan
agar terjadi perbedaan tekanan sehingga materi dari luar bisa masuk (Meyer,1952 ), (Salisbury, 1985 ).
Gambar 2.16 Plasmolisis
( Sumber. Anonim: 2014).
Plasmolisis
merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Kehilangan air lebih banyak lagi menyebabkan terjadinya
plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu
titik di mana sitoplasma mengerut dan menjauhi dinding sel. Sehingga dapat
terjadi chytorisis yaitu runtuhnya dinding sel (Diana, 2014).
5.
Defisit Tekanan Difusi
Molekul air dan zat terlarut yang berada dalam sel selalu
bergerak. Oleh karena itu terjadi perpindahan terus-menerus dari molekul air,
dari satu bagian ke bagian yang lain. Perpindahan molekul-molekul itu dpat
ditinjau dari dua sudut. Pertama dari sudut sumber dan dari sudut tujuan. Dari
sudut sumber dikatakan bahwa terdapat suatu tekanan yang menyebabkan
molekul-molekul menyebar ke seluruh jaringan. Tekanan ini disebut dengan
tekanan difusi. Dari sudut tujuan dapat dikatakan bahwa ada sesuatu
kekurangan/defisit akan molekul-molekul. Hal ini dibandingkan dengan istilah
daerah surplus molekul dan minus molekul. Sumber tersebut adanya tekanan difusi
positif dan ditinjau adanya tekanan difusi negatif. Istilah tekanan difusi
negatif dapat ditukar dengan kekurangan tekanan difusi atau defisit tekanan
difusi yang disingkat dengan DTD (Latif. N, 2014).
BAB
III
KESIMPULAN
1.
Umumnya
membran mempunyai ketebalan anatara 7,5 nm sampai 10,0 nm. Senyawa utama
penyusun membran adalah protein dan lipida. Membran sel berfungsi sebagai
interase antara mesin-mesin di bagian dalam sel dan fluida cair yang membasahi
semua sel.
2.
Organel-organel
sel tumbuhan terdiri atas kloroplas, nucleus, ribosom, mitokondria, badan
golgi, retikulum endoplasma, vakuola, peroksisom, sitoplasma. Setiap
organel-organel sel tumbuhan memiliki fungsi tertentu, tanpa adanya sel tidak
dapat beroperasi dengan baik.
3.
Senyawa
penyusun sel terdiri dari senyawa organik dan an organik. Senyawa organic
terdiri dari air dan gas. Sedangkan senyawa an organic terdiri atas, karbohidrat,
lemak, protein dan asam nukleat.
4.
Difusi adalah
gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi ke tempat
dengan potensial kimia lebih rendah karena energi kinetiknya sendiri sampai
terjadi keseimbangan dinamis.
5.
Osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel
secara differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat
berkonsentrasi rendah.
6.
Imbibisi adalah peristiwa
penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik, seperti protein, pati,
selulosa, agar-agar, gelatin, liat dan lainnya yang menyebabkan zat tersebut
dapat mengembang setelah menyerap air.
7.
Plasmolisis adalah peristiwa
mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari dinding sel tumbuhan
jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik.
DAFTAR
PUSTAKA
Lakitan,
Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Biologi
Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Kimbal,
J.W. 1992. Biologi Edisi Kelima.
Erlangga : Jakarta.
Jati,
Wijaya. 2007. Aktif Biologi. Ganeca
Exact : Jakarta.
Salisbury,
F.B. & C.W. Ross. 1991. Fisiologi
Tumbuhan. ITB: Bandung.
Lone,
Irham. (2012). Difusi dan plasmolisis.
http://www.irhamlone.com/ laporan-fisiologi-tumbuhan-difusi-dan-plasmolisis.html.
16 September 2014.
Latif,
nazarudin. (2012). Plasmolisis. http://NazarudinLatifBlog’s.com/Laporan-Fisiologi-Tumbuhan-PLASMOLISIS.html.16
September 2014.
Sridianti.
(2013). Organel sel Tumbuhan dan
Fungsinya. http://www.sridianti.com/organel-sel-tumbuhan-dan-fungsinya.html.16 September 2014.
Fatihatul, Diana. (2013). Osmosis, Difusi dan
Imbibisi.
http://osmosis-difusi-dan-imbibisi.html. Diakses pada 16 September 2014.
Itsuki, Minami. (2011).Tumbuhan
(Difusi, Osmosis,Imbibisi). http://PRAKTIKUM-FISIOLOGI-TUMBUHAN(DIFUSI,OSMOSIS,IMBIBISI)belajarituindah.html. Diakses
pada 16 September 2014.
Sugeng. (2014). Senyawa-senyawa
Penyusun Sel. http://senyawa-penyusn-sel.html. Diakses pada 16 September 2014.
Sridianti. (2014). Struktur
Fungsi Membran Sel. http://struktur-fungsi-membran-sel.html. Diakses pada 16 September 2014.
Tata.(2012). Struktur
dan Fungsi Sel Tumbuhan. http://struktur-dan-fungsi-sel-tumbuhan.html. Diakses pada 16 September 2014.
Astira, Septiana. (2013).Plasmolisis dan deplamolisis pada Epidermis Bawang Merah. http://septianaastira.com/LAPORAN-PLASMOLISIS-DAN-DEPLASMOLISIS-PADA-EPIDERMIS-BAWANG-MERAH(Alliumcepa).html. Diakse
pada 16 September 2014.
Hadada,Wahab.(2011).Imbibisi. http://www.wahabhadada.com/imbibisi.html. Diakses pada 16 September 2014
Sridianti.(2014).Organel Sel Tumbuhan dan Fungsinya. http://www.sridianti.com/organel-sel-tumbuhan-dan-fungsinya.html.
Diakses pada 16 September 2014
Anonim. (2014). Proses Osmosis dan Difusi didalam Sel. http://www.sainsbiologi.com/proses-difusi-dan-osmosis-didalam-sel.html. Daiakses pada 16 September 2014
Sridianti, (2014), Perbedaan Antara Osmosis dan Difusi. http://www.sridianti.com/perbedaan-antara-osmosis-dan-difusi.html. Diakses pada 16 Sepetember 2014
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar